Mahasiswa Gelar Teaterikal Perdukunan di Kantor Bupati

Diposting oleh foraceh Kamis, 13 Januari 2011


Mahasiswa HMI Cabang Aceh Selatan melakukan aksi teaterkal praktek pedukunan di Bundaran Kede Aru Tapaktuan, Kamis (13/1). Praktek mistis itu dilakukan sebagai wujud kekecewaan mereka terhadap kekosongan dokter spesialis di RSUYA Tapaktuan. Para dokter ahli tersebut hengkang dari Aceh Selatan, karena insentifnya diturunkan oleh pemkab sebesar 50 persen lebih. SERAMBI/AZHARI

TAPAKTUAN - Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tapaktuan, Aceh Selatan, menggelar aksi teraterikal di Kantor Bupati, Gedung DPRK dan Bundaran Keude Aru Tapaktuan. Aksi itu sebagai bentuk pelampiasan kekecewaan terhadap kekosongan dokter spesialis di RSUYA Tapaktuan, setelah semua dokter ahli itu hengkang dari rumah sakit itu karena insentifnya diturunkan hingga 50 persen lebih.

Para mahasiswa yang berjumlah enam orang sejak pagi berkumpul di Sekretariat HMI, sekitar pukul 10.00 WIB dengan menggunakan becak dan sepeda motor bergerak menuju Gedung DPRK di jalan Syech Abdurrauf.

Aksi praktek perdukunan itu yang dilancarkan mahasiswa itu mendapat perhatian masyarakat Tapaktuan. Sebab selain mengusung spanduk yang terbuat dari kertas karton yang bertuliskan, antara lain masyarakat Aceh Selatan kembali berobat ke dukun.

Di sepanjang jalan yang mendapat pengawalan ketat dari personel Polres Aceh selatan itu, para mahsiswa juga membawa perlengkapan perdukunan serta membakar kemenyan. Setelah melakukan aksi di gedung DPRK yang hanya disambut oleh sejumlah PNS. Mereka melanjutkan perjalanan ke Bundaran Keude Aru. Di persimpangan lampu itu mereka membentangkan alas dari koran dan kembali menggelar aksinya dengan memperaktekan pengobatan tradisonal menangani seorang pasien yang sedang sakit.

Praktek perdukunan itu sempat menyita perhatian masyaraka sekitar, terutama para pengguna jalan. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang berhenti menyaksi drama yang dilakoni para mahasiswa itu. Selain menggelar aksi praktek perdukunan, dalam aksi itu mahasiswa juga membagi-bagi selebaran terkait tentang kekosongan dokter spesialis di RSUYA Tapaktuan dalam beberapa hari ini menyusul diturunkannya insentif para vdokter ahli itu hingga 50 persen lebih.

Setelah melakukan aksi di bundaran, para mahasiswa langsung menuju ke kantor bupati dan melakukan aksi yang sama. Kehadiran mereka disambut oleh Asisten Adminstrasi Setdakab, Drs Syamsulijar, Kabag Humas dan sejumlah staf.

Ketua HMI Cabang Tapaktuan, Aceh Selatan, M Taslim, kepada Serambi mengatakan, aksi yang dilancarkan oleh mahasiswa HMI itu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas kekosongan dokter spesialis di RSUYA Tapaktuan menyusul diturunkannya insentif para vdokter ahli itu hingga 50 persen lebih. “Kami meminta Pemkab dan DPRK secepatnya menangani masalah itu, sehingga pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu bisa normal kembali,”katanya.(az)

Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.

Posting Komentar